Cyber Bullying And Stalking
Internet ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi memudahkan aktivitas kita dan membuat kita jadi cewek yang selalu update. Tapi di sisi lain, ada banak kejahatan yang terjadi karena internet. Diantaranya cyber bullying dan cyber stalking. Terkadang, dilakukan oleh orang yang enggak dikenal, tapi enggak jarang dilakukan oleh orang terdekat kita.
Dan tanpa sadar kita juga sering melakukan cyber bullying, seperti meninggalkan komentar bernada negative yang mengkritik seseorang. Dan efek cyber bullying ini lebih parah ketimbang bullying biasa, karena siapa saja bisa menjadi pelaku dan korban. Karena itu, kita harus berhati-hati dalam memanfaatkan internet, terutama sosial media, dan jangan mudah terpancing.
Free Sex
Seks bukan lagi hal yang tabu untuk dibicarakan. Bahkan, sekarang remaja sudah akrab dengan seks. Sayangnya, kebanyakan di antara kita mencaritahu seputar seks dengan cara yang salah, seperti mencaritahu sendiri melalui internet atau teman-teman sehingga terjebak dalam hubungan seks di usia dini. Padahal, kita belum saatnya melakukan hubungan seksual ini.
Belum lagi informasi yang sangat mudah didapat, seperti melalui film, televisi, majalah, internet, yang membuat kita tambah penasaran. Dan, sayangnya enggak diimbangi dengan pengetahuan yang cukup. Karena itu, jika pengin tahu tentang seks, langsung tanyakan kepada ahlinya, seperti orangtua, guru, atau dokter. Sehingga enggak akan tergoda untuk melakukan hubungan seksual di usia remaja.
Drugs And Alcohol
Narkoba semakin lama semakin gampang ditemui. Bahkan, di usia kita sekarang, sudah ada yang mulai menggunakan narkoba, lho. Atau setidaknya mencoba-coba alkohol. Masalahnya, seringkali kita mengalami peer pressure dan berani mencoba-coba hal ini karena tekanan teman. Jika melihat teman minum minuman beralkohol atau mencoba narkoba, jangan tertarik untuk mencobanya. Meski mereka memaksa kita melakukannya, yakinkan diri untuk enggak pernah mencoba hal ini, girls.
Grades
Masalah sekolah, terutama nilai, juga jadi hal utama yang dihadapi sekarang. Setiap hari, kita seperti dituntut untuk mendapatkan nilai sempurna, entah itu dari sekolah, guru, atau ornagtua. Akibatnya, kita sering stres karena belum berhasil memenuhi tantangan ini. Dan, kita pun jadi semakin sibuk belajar demi nilai tinggi sehingga melupakan hal lain, seperti social life. Nilai memang penting, tapi ingat, kita juga punya kehidupan sosial yang harus dipenuhi. Daripada belajar keras, lebih baik belajar secara efektif. Agar hasilnya lebih maksimal, kita bisa mengenal cara belajar yang cocok untuk kita.
Family Issue
Masalah keluarga juga jadi perhatian. Seperti orangtua yang kelewat sibuk sehingga merasa dicuekin, kakak yang nyebelin, adik yang suka bikin kesal, orangtua yang sering berantem, orangtua yang banyak aturan atau perceraian orangtua. Hal yang dialami di rumah seringkali mempengaruhi tindakan di luar rumah. Jika masalah yang dihadapi di rumah sangat besar, kita bisa merasa stres dan berimbas ke menurunnya nilai di sekolah, dan tentunya menimbulkan masalah baru.
Jika menghadapi masalah keluarga, ajak orangtua untuk membicarakan ini baik-baik dan sampaikan kalau keadaan rumah membuat kita stres. Jika enggak berhasil, enggak ada salahnya meminta bantuan dari luar seperti om atau tante dan guru di sekolah.
Eating Disorder
Masalah kesehatan juga jadi perhatian penting yang sering dialami remaja. Salah satunya adalah eating disorder. Malah, eating disorder ini jadi masalah kesehatan utama yang sering dihadapi remaja. Tuntutan untuk kurus membuat kita melakukan diet yang salah dan berujung ke eating disorder ini. Setelah mendapatkan tanda-tanda eating disorder, kita ahrus segera menyikapinya. Kunjungi dokter untuk tahu pola diet sehat yang bisa diterapkan.
Depression
Remaja juga rentan terhadap depresi. Biasanya, depresi ini sudah mulai dihadapi sejak umur 13 tahun. Banyaknya tekanan yang dialami di masa-masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa membuat kita merasa depresi. Jika dibiarkan, depresi bisa berbahaya karena memunculkan keinginan untuk bunuh diri atau melakukan tindakan negatif lainnya, seperti, kekerasan, free sex dan narkoba. Jika merasakan tanda-tanda depresi, jangan dibiarkan dan segera cari pertolongan. Setidaknya, kita punya seseorang yang bisa dijadikan tempat curhat dan siap menolong.
Smoking
Rokok sudah jadi hal yang gampang banget ditemui di kalangan remaja. Padahal kita semua tahu bahaya merokok, tapi tetap saja mencoba merokok. Seringnya, kita mencoba rokok karena ajakan teman. Karena sudah tahu bahaya merokok, jangan sampai terpengaruh, sekalipun yang mengajak adalah sahabat sendiri.
Pendidikan adalah hal
yang paling penting bagi kemajuan suatu bangsa. Bila dalam suatu negara
terdapat pendidikan yang berkualitas, maka tentu akan berpengaruh
terhadap produk generasi bangsa yang berkualitas pula. Untuk itu bila
suatu bangsa ingin maju, tingkatkanlah terlebih dahulu kualitas para
generasi bangsa dengan cara meningkatkan mutu pendidikan. Namun,
tidaklah mudah untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan hanya
membalikkan telapak tangan. Butuh kerjasama dari semua pihak yaitu
pemerintah, guru, orang tua, dan yang paling penting adalah para peserta
didik. Tidak sedikit permasalahan-permasalahan muncul pada pendidikan,
terutama pada pendidikan masa kini yang semakin banyak menuai
permasalahan dan kurang antisipasi objek permasalahan untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut dengan baik. Permasalahan-permasalahan tersebut
yaitu globalisasi, perubahan sosial budaya, profesionalisme guru, dan
strategi pembelajaran. Lalu, bagaimana cara menyikapinya?
Permasalahan globalisasi sungguh sudah sangat tidak asing lagi bagi
kita. Dewasa ini globalisasi sudah mulai menjadi permasalahan aktual
pendidikan. Dengan era globalisasi yang semakin berkembang, kita
dituntut untuk ikut mengikuti alur perubahannya. Globalisasi membuka
peluang sekaligus menghadirkan tantangan dan permasalahan pada
pendidikan nasional. Karena pendidikan pada prinsipnya mengemban etika
masa depan, maka dunia pendidikan harus mau menerima dan menghadapi
dinamika globalisasi sebagai bagian dari permasalahan pendidikan masa
kini.
Selanjutnya adalah masalah perubahan sosial budaya. Perubahan sosial
budaya berjalan jauh lebih cepat dibandingkan upaya pembaruan dan laju
perubahan pendidikan. Sebagai akibatnya, fungsi pendidikan sebagai
konservasi budaya menjadi lebih menonjol, tetapi tidak mampu
mengantisipasi perubahan sosial secara akurat (Karim, 1991: 28).
Ketidakmampuan mengelola dan mengikuti dinamika perubahan sosial sama
artinya dengan menyiapkan keterbelakangan. Permasalahan perubahan
sosial, dengan demikian harus menjadi agenda penting dalam pemikiran dan
praksis pendidikan nasional.
Selain permasalahan globalisasi dan perubahan sosial budaya,
permasalahan profesionalisme guru atau pendidik juga tidak kalah
penting. Kita tentu sering mendengar kalimat, "Tidak ada murid yang
buruk, yang ada hanyalah guru yang buruk". Guru yang baik adalah guru
yang mampu bekerja secara profesional. Guru merupakan variabel penting
bagi keberhasilan pendidikan. Guru tidak bisa datang dari mana saja
tanpa melalui sistem pendidikan profesi dan seleksi yang baik. Namun
kenyataan di lapangan menunjukkan adanya guru terlebih guru honorer,
yang tidak berasal dari pendidikan guru, dan mereka memasuki pekerjaan
sebagai guru tanpa melalui sistem seleksi profesi. Seharusnya guru-guru
honorer tersebut juga melalui proses seleksi agar nantinya lebih banyak
tercipta jasa pendidik yang profesional dan dapat merubah mutu
pendidikan nasional ke arah yang lebih baik. Ketidakprofesionalan inilah
salah satu permasalahan internal yang harus menjadi “pekerjaan rumah”
bagi pendidikan nasional masa kini.
Namun permasalahan strategi pembelajaran juga tidak kalah penting dari
permasalahan-permasalahan tersebut diatas. Strategi belajar yang baik
sangat berpengaruh bagi peserta didik untuk lebih bisa mengerti dan
mencerna apa yang telah disampaikan oleh pendidik atau guru. Kegiatan
belajar yang tidak selalu di dalam kelas merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang patut dicoba. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) Republik Indonesia, Mohammad Nuh, pun meminta agar para
guru mengubah kebiasaannya itu pada kurikulum baru mendatang. Dengan
kegiatan belajar mengajar yang tidak selalu di dalam kelas diharapkan
para anak didik lebih peka terhadap alam dan lebih menyayangi tempat di
mana mereka hidup dan bernapas. Selain itu, Nuh juga mengatakan
aktivitas di luar juga dapat digunakan para guru untuk menambahkan
ilmu-ilmu yang mungkin tidak didapatkan anak didik dari dalam buku
pelajaran yang ada. Strategi pembelajaran yang baik juga tidak luput
dari adanya keprofesionalan guru yang mendidik. Dengan adanya guru yang
profesional, strategi pembelajaran akan lebih mudah diterapkan.
Bagaimanapun, permasalahan-permasalahan di atas yang belum merupakan
daftar lengkap, harus kita hadapi dengan penuh tanggung jawab. Sebab,
jika kita gagal menemukan solusinya maka kita tidak bisa berharap
pendidikan nasional akan mampu bersaing secara terhormat di era
globalisasi ini. Dan permasalahan-permasalahan pendidikan yang kompleks
ini tidak luput dari bagaimana cara kita menyikapinya. Butuh perhatian
lebih untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut dan butuh pula
kerjasama dari kita semua.
Sumber:
http://fitwiethayalisyi.wordpress.com/teknologi-pendidikan/permasalahan-pendidikan-masa-kini/
http://news.liputan6.com/read/2058960/mendikbud-belajar-jangan-selalu-di-kelas
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/novitarzzz/permasalahan-pendidikan-masa-kini-dan-cara-menyikapinya_54f98bdaa33311f1068b537a
Permasalahan Pendidikan Masa Kini dan Cara Menyikapinya
01 September 2014 06:05:42 Diperbarui: 18 Juni 2015 01:56:48 Dibaca :
1,845 Komentar : 0 Nilai : 0
Pendidikan adalah hal yang paling penting bagi kemajuan suatu bangsa.
Bila dalam suatu negara terdapat pendidikan yang berkualitas, maka tentu
akan berpengaruh terhadap produk generasi bangsa yang berkualitas pula.
Untuk itu bila suatu bangsa ingin maju, tingkatkanlah terlebih dahulu
kualitas para generasi bangsa dengan cara meningkatkan mutu pendidikan.
Namun, tidaklah mudah untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan hanya
membalikkan telapak tangan. Butuh kerjasama dari semua pihak yaitu
pemerintah, guru, orang tua, dan yang paling penting adalah para peserta
didik. Tidak sedikit permasalahan-permasalahan muncul pada pendidikan,
terutama pada pendidikan masa kini yang semakin banyak menuai
permasalahan dan kurang antisipasi objek permasalahan untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut dengan baik. Permasalahan-permasalahan tersebut
yaitu globalisasi, perubahan sosial budaya, profesionalisme guru, dan
strategi pembelajaran. Lalu, bagaimana cara menyikapinya?
Permasalahan globalisasi sungguh sudah sangat tidak asing lagi bagi
kita. Dewasa ini globalisasi sudah mulai menjadi permasalahan aktual
pendidikan. Dengan era globalisasi yang semakin berkembang, kita
dituntut untuk ikut mengikuti alur perubahannya. Globalisasi membuka
peluang sekaligus menghadirkan tantangan dan permasalahan pada
pendidikan nasional. Karena pendidikan pada prinsipnya mengemban etika
masa depan, maka dunia pendidikan harus mau menerima dan menghadapi
dinamika globalisasi sebagai bagian dari permasalahan pendidikan masa
kini.
Selanjutnya adalah masalah perubahan sosial budaya. Perubahan sosial
budaya berjalan jauh lebih cepat dibandingkan upaya pembaruan dan laju
perubahan pendidikan. Sebagai akibatnya, fungsi pendidikan sebagai
konservasi budaya menjadi lebih menonjol, tetapi tidak mampu
mengantisipasi perubahan sosial secara akurat (Karim, 1991: 28).
Ketidakmampuan mengelola dan mengikuti dinamika perubahan sosial sama
artinya dengan menyiapkan keterbelakangan. Permasalahan perubahan
sosial, dengan demikian harus menjadi agenda penting dalam pemikiran dan
praksis pendidikan nasional.
Selain permasalahan globalisasi dan perubahan sosial budaya,
permasalahan profesionalisme guru atau pendidik juga tidak kalah
penting. Kita tentu sering mendengar kalimat, "Tidak ada murid yang
buruk, yang ada hanyalah guru yang buruk". Guru yang baik adalah guru
yang mampu bekerja secara profesional. Guru merupakan variabel penting
bagi keberhasilan pendidikan. Guru tidak bisa datang dari mana saja
tanpa melalui sistem pendidikan profesi dan seleksi yang baik. Namun
kenyataan di lapangan menunjukkan adanya guru terlebih guru honorer,
yang tidak berasal dari pendidikan guru, dan mereka memasuki pekerjaan
sebagai guru tanpa melalui sistem seleksi profesi. Seharusnya guru-guru
honorer tersebut juga melalui proses seleksi agar nantinya lebih banyak
tercipta jasa pendidik yang profesional dan dapat merubah mutu
pendidikan nasional ke arah yang lebih baik. Ketidakprofesionalan inilah
salah satu permasalahan internal yang harus menjadi “pekerjaan rumah”
bagi pendidikan nasional masa kini.
Namun permasalahan strategi pembelajaran juga tidak kalah penting dari
permasalahan-permasalahan tersebut diatas. Strategi belajar yang baik
sangat berpengaruh bagi peserta didik untuk lebih bisa mengerti dan
mencerna apa yang telah disampaikan oleh pendidik atau guru. Kegiatan
belajar yang tidak selalu di dalam kelas merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang patut dicoba. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) Republik Indonesia, Mohammad Nuh, pun meminta agar para
guru mengubah kebiasaannya itu pada kurikulum baru mendatang. Dengan
kegiatan belajar mengajar yang tidak selalu di dalam kelas diharapkan
para anak didik lebih peka terhadap alam dan lebih menyayangi tempat di
mana mereka hidup dan bernapas. Selain itu, Nuh juga mengatakan
aktivitas di luar juga dapat digunakan para guru untuk menambahkan
ilmu-ilmu yang mungkin tidak didapatkan anak didik dari dalam buku
pelajaran yang ada. Strategi pembelajaran yang baik juga tidak luput
dari adanya keprofesionalan guru yang mendidik. Dengan adanya guru yang
profesional, strategi pembelajaran akan lebih mudah diterapkan.
Bagaimanapun, permasalahan-permasalahan di atas yang belum merupakan
daftar lengkap, harus kita hadapi dengan penuh tanggung jawab. Sebab,
jika kita gagal menemukan solusinya maka kita tidak bisa berharap
pendidikan nasional akan mampu bersaing secara terhormat di era
globalisasi ini. Dan permasalahan-permasalahan pendidikan yang kompleks
ini tidak luput dari bagaimana cara kita menyikapinya. Butuh perhatian
lebih untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut dan butuh pula
kerjasama dari kita semua.
Sumber:
http://fitwiethayalisyi.wordpress.com/teknologi-pendidikan/permasalahan-pendidikan-masa-kini/
http://news.liputan6.com/read/2058960/mendikbud-belajar-jangan-selalu-di-kelasSelengkapnya : http://www.kompasiana.com/novitarzzz/permasalahan-pendidikan-masa-kini-dan-cara-menyikapinya_54f98bdaa33311f1068b537a
Pendidikan adalah hal
yang paling penting bagi kemajuan suatu bangsa. Bila dalam suatu negara
terdapat pendidikan yang berkualitas, maka tentu akan berpengaruh
terhadap produk generasi bangsa yang berkualitas pula. Untuk itu bila
suatu bangsa ingin maju, tingkatkanlah terlebih dahulu kualitas para
generasi bangsa dengan cara meningkatkan mutu pendidikan. Namun,
tidaklah mudah untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan hanya
membalikkan telapak tangan. Butuh kerjasama dari semua pihak yaitu
pemerintah, guru, orang tua, dan yang paling penting adalah para peserta
didik. Tidak sedikit permasalahan-permasalahan muncul pada pendidikan,
terutama pada pendidikan masa kini yang semakin banyak menuai
permasalahan dan kurang antisipasi objek permasalahan untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut dengan baik. Permasalahan-permasalahan tersebut
yaitu globalisasi, perubahan sosial budaya, profesionalisme guru, dan
strategi pembelajaran. Lalu, bagaimana cara menyikapinya?
Permasalahan globalisasi sungguh sudah sangat tidak asing lagi bagi
kita. Dewasa ini globalisasi sudah mulai menjadi permasalahan aktual
pendidikan. Dengan era globalisasi yang semakin berkembang, kita
dituntut untuk ikut mengikuti alur perubahannya. Globalisasi membuka
peluang sekaligus menghadirkan tantangan dan permasalahan pada
pendidikan nasional. Karena pendidikan pada prinsipnya mengemban etika
masa depan, maka dunia pendidikan harus mau menerima dan menghadapi
dinamika globalisasi sebagai bagian dari permasalahan pendidikan masa
kini.
Selanjutnya adalah masalah perubahan sosial budaya. Perubahan sosial
budaya berjalan jauh lebih cepat dibandingkan upaya pembaruan dan laju
perubahan pendidikan. Sebagai akibatnya, fungsi pendidikan sebagai
konservasi budaya menjadi lebih menonjol, tetapi tidak mampu
mengantisipasi perubahan sosial secara akurat (Karim, 1991: 28).
Ketidakmampuan mengelola dan mengikuti dinamika perubahan sosial sama
artinya dengan menyiapkan keterbelakangan. Permasalahan perubahan
sosial, dengan demikian harus menjadi agenda penting dalam pemikiran dan
praksis pendidikan nasional.
Selain permasalahan globalisasi dan perubahan sosial budaya,
permasalahan profesionalisme guru atau pendidik juga tidak kalah
penting. Kita tentu sering mendengar kalimat, "Tidak ada murid yang
buruk, yang ada hanyalah guru yang buruk". Guru yang baik adalah guru
yang mampu bekerja secara profesional. Guru merupakan variabel penting
bagi keberhasilan pendidikan. Guru tidak bisa datang dari mana saja
tanpa melalui sistem pendidikan profesi dan seleksi yang baik. Namun
kenyataan di lapangan menunjukkan adanya guru terlebih guru honorer,
yang tidak berasal dari pendidikan guru, dan mereka memasuki pekerjaan
sebagai guru tanpa melalui sistem seleksi profesi. Seharusnya guru-guru
honorer tersebut juga melalui proses seleksi agar nantinya lebih banyak
tercipta jasa pendidik yang profesional dan dapat merubah mutu
pendidikan nasional ke arah yang lebih baik. Ketidakprofesionalan inilah
salah satu permasalahan internal yang harus menjadi “pekerjaan rumah”
bagi pendidikan nasional masa kini.
Namun permasalahan strategi pembelajaran juga tidak kalah penting dari
permasalahan-permasalahan tersebut diatas. Strategi belajar yang baik
sangat berpengaruh bagi peserta didik untuk lebih bisa mengerti dan
mencerna apa yang telah disampaikan oleh pendidik atau guru. Kegiatan
belajar yang tidak selalu di dalam kelas merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang patut dicoba. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) Republik Indonesia, Mohammad Nuh, pun meminta agar para
guru mengubah kebiasaannya itu pada kurikulum baru mendatang. Dengan
kegiatan belajar mengajar yang tidak selalu di dalam kelas diharapkan
para anak didik lebih peka terhadap alam dan lebih menyayangi tempat di
mana mereka hidup dan bernapas. Selain itu, Nuh juga mengatakan
aktivitas di luar juga dapat digunakan para guru untuk menambahkan
ilmu-ilmu yang mungkin tidak didapatkan anak didik dari dalam buku
pelajaran yang ada. Strategi pembelajaran yang baik juga tidak luput
dari adanya keprofesionalan guru yang mendidik. Dengan adanya guru yang
profesional, strategi pembelajaran akan lebih mudah diterapkan.
Bagaimanapun, permasalahan-permasalahan di atas yang belum merupakan
daftar lengkap, harus kita hadapi dengan penuh tanggung jawab. Sebab,
jika kita gagal menemukan solusinya maka kita tidak bisa berharap
pendidikan nasional akan mampu bersaing secara terhormat di era
globalisasi ini. Dan permasalahan-permasalahan pendidikan yang kompleks
ini tidak luput dari bagaimana cara kita menyikapinya. Butuh perhatian
lebih untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut dan butuh pula
kerjasama dari kita semua.
Sumber:
http://fitwiethayalisyi.wordpress.com/teknologi-pendidikan/permasalahan-pendidikan-masa-kini/
http://news.liputan6.com/read/2058960/mendikbud-belajar-jangan-selalu-di-kelas
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/novitarzzz/permasalahan-pendidikan-masa-kini-dan-cara-menyikapinya_54f98bdaa33311f1068b537a
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/novitarzzz/permasalahan-pendidikan-masa-kini-dan-cara-menyikapinya_54f98bdaa33311f1068b537a
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/novitarzzz/permasalahan-pendidikan-masa-kini-dan-cara-menyikapinya_54f98bdaa33311f1068b537a
Pendidikan adalah hal
yang paling penting bagi kemajuan suatu bangsa. Bila dalam suatu negara
terdapat pendidikan yang berkualitas, maka tentu akan berpengaruh
terhadap produk generasi bangsa yang berkualitas pula. Untuk itu bila
suatu bangsa ingin maju, tingkatkanlah terlebih dahulu kualitas para
generasi bangsa dengan cara meningkatkan mutu pendidikan. Namun,
tidaklah mudah untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan hanya
membalikkan telapak tangan. Butuh kerjasama dari semua pihak yaitu
pemerintah, guru, orang tua, dan yang paling penting adalah para peserta
didik. Tidak sedikit permasalahan-permasalahan muncul pada pendidikan,
terutama pada pendidikan masa kini yang semakin banyak menuai
permasalahan dan kurang antisipasi objek permasalahan untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut dengan baik. Permasalahan-permasalahan tersebut
yaitu globalisasi, perubahan sosial budaya, profesionalisme guru, dan
strategi pembelajaran. Lalu, bagaimana cara menyikapinya?
Permasalahan globalisasi sungguh sudah sangat tidak asing lagi bagi
kita. Dewasa ini globalisasi sudah mulai menjadi permasalahan aktual
pendidikan. Dengan era globalisasi yang semakin berkembang, kita
dituntut untuk ikut mengikuti alur perubahannya. Globalisasi membuka
peluang sekaligus menghadirkan tantangan dan permasalahan pada
pendidikan nasional. Karena pendidikan pada prinsipnya mengemban etika
masa depan, maka dunia pendidikan harus mau menerima dan menghadapi
dinamika globalisasi sebagai bagian dari permasalahan pendidikan masa
kini.
Selanjutnya adalah masalah perubahan sosial budaya. Perubahan sosial
budaya berjalan jauh lebih cepat dibandingkan upaya pembaruan dan laju
perubahan pendidikan. Sebagai akibatnya, fungsi pendidikan sebagai
konservasi budaya menjadi lebih menonjol, tetapi tidak mampu
mengantisipasi perubahan sosial secara akurat (Karim, 1991: 28).
Ketidakmampuan mengelola dan mengikuti dinamika perubahan sosial sama
artinya dengan menyiapkan keterbelakangan. Permasalahan perubahan
sosial, dengan demikian harus menjadi agenda penting dalam pemikiran dan
praksis pendidikan nasional.
Selain permasalahan globalisasi dan perubahan sosial budaya,
permasalahan profesionalisme guru atau pendidik juga tidak kalah
penting. Kita tentu sering mendengar kalimat, "Tidak ada murid yang
buruk, yang ada hanyalah guru yang buruk". Guru yang baik adalah guru
yang mampu bekerja secara profesional. Guru merupakan variabel penting
bagi keberhasilan pendidikan. Guru tidak bisa datang dari mana saja
tanpa melalui sistem pendidikan profesi dan seleksi yang baik. Namun
kenyataan di lapangan menunjukkan adanya guru terlebih guru honorer,
yang tidak berasal dari pendidikan guru, dan mereka memasuki pekerjaan
sebagai guru tanpa melalui sistem seleksi profesi. Seharusnya guru-guru
honorer tersebut juga melalui proses seleksi agar nantinya lebih banyak
tercipta jasa pendidik yang profesional dan dapat merubah mutu
pendidikan nasional ke arah yang lebih baik. Ketidakprofesionalan inilah
salah satu permasalahan internal yang harus menjadi “pekerjaan rumah”
bagi pendidikan nasional masa kini.
Namun permasalahan strategi pembelajaran juga tidak kalah penting dari
permasalahan-permasalahan tersebut diatas. Strategi belajar yang baik
sangat berpengaruh bagi peserta didik untuk lebih bisa mengerti dan
mencerna apa yang telah disampaikan oleh pendidik atau guru. Kegiatan
belajar yang tidak selalu di dalam kelas merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang patut dicoba. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) Republik Indonesia, Mohammad Nuh, pun meminta agar para
guru mengubah kebiasaannya itu pada kurikulum baru mendatang. Dengan
kegiatan belajar mengajar yang tidak selalu di dalam kelas diharapkan
para anak didik lebih peka terhadap alam dan lebih menyayangi tempat di
mana mereka hidup dan bernapas. Selain itu, Nuh juga mengatakan
aktivitas di luar juga dapat digunakan para guru untuk menambahkan
ilmu-ilmu yang mungkin tidak didapatkan anak didik dari dalam buku
pelajaran yang ada. Strategi pembelajaran yang baik juga tidak luput
dari adanya keprofesionalan guru yang mendidik. Dengan adanya guru yang
profesional, strategi pembelajaran akan lebih mudah diterapkan.
Bagaimanapun, permasalahan-permasalahan di atas yang belum merupakan
daftar lengkap, harus kita hadapi dengan penuh tanggung jawab. Sebab,
jika kita gagal menemukan solusinya maka kita tidak bisa berharap
pendidikan nasional akan mampu bersaing secara terhormat di era
globalisasi ini. Dan permasalahan-permasalahan pendidikan yang kompleks
ini tidak luput dari bagaimana cara kita menyikapinya. Butuh perhatian
lebih untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut dan butuh pula
kerjasama dari kita semua.
Sumber:
http://fitwiethayalisyi.wordpress.com/teknologi-pendidikan/permasalahan-pendidikan-masa-kini/
http://news.liputan6.com/read/2058960/mendikbud-belajar-jangan-selalu-di-kelas
Novita
Rizky Amalia
/novitarzzz
Teknik Sipil UNJ 2014, Pend. Teknik bangunan.
Selengkapnya...
IKUTI
Share
0
0
0
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/novitarzzz/permasalahan-pendidikan-masa-kini-dan-cara-menyikapinya_54f98bdaa33311f1068b537a
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/novitarzzz/permasalahan-pendidikan-masa-kini-dan-cara-menyikapinya_54f98bdaa33311f1068b537a
Tidak ada komentar:
Posting Komentar