Selasa, 07 Juni 2016

Alasan yang Berlabel Negeri Lebih di Minati di Bandingkan Swasta

DALAM tiga minggu terakhir, berasa trenyuh baca artikel berita soal panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) alias pendaftaran siswa baru di sekolah-sekolah swasta Samarinda. Setelah sekian hari pendaftaran dibuka, boro-boro ngomongin soal kuota siswa pada tahun ajaran baru, eh yang datang dan menunjukkan minat bersekolah di sana cuma kurang dari sepuluh orang. Di sisi lain, ada ribuan nama yang harap-harap cemas ingin diterima di sekolah-sekolah negeri, apalagi yang menyandang predikat favorit. Entah sesuai dengan minat dan kapasitas belajar si anak, atau hanya sekadar menghindari label “anak sekolahan … yang di mana tuh?
Pendaftaran Sekolah Favorit
Skemanya, giliran sudah positif nggak diterima di sekolah negeri, dan kalender pendidikan tahun ajaran baru makin dekat, baru kalang kabut mendaftarkan (atau didaftarkan) di sekolah-sekolah swasta yang kurang diminati. Itupun dengan prinsip: “ya sudahlah, ketimbang nggak sekolah.” Bahkan nggak sedikit yang berusaha mati-matian agar anaknya yang nggak diterima, bisa diterima, entah dengan cara yang seperti apa. Untungnya, tahun ini skema penerimaan siswa baru tidak lagi dengan tes, melainkan dengan penyusunan peringkat nilai Ujian Nasional (UN), kembali seperti metode penerimaan hingga tahun 2002 (kalo nggak salah).
Masih ada stigma, dengan menjadi siswa di sekolah negeri apalagi yang favorit, akan menjamin kualitas si siswa. Sedangkan bersekolah di swasta non populer hanya akan membuat siswa begitu-begitu saja. Walaupun ada juga yang beralasan bahwa dengan bersekolah di tempat yang terkenal, menjamin gengsi dan prestise sosial. Peduli setan dengan kualitas lulusannya kemudian.
Sementara itu, perihal kualitas pendidikan yang disuguhkan di setiap sekolah memang berbeda, tapi bukan berarti semua sekolah yang ada di Samarinda nggak bisa dibuat berkualitas. Berkualitas pada porsinya masing-masing, tanpa membuat satu sekolah harus berpatron pada sekolah lain yang kebetulan sudah punya aura superioritas dalam kategorisasi gengsi dan prestasi.
Pendaftaran Sekolah yang Sepi
Ada banyak sekolah swasta di Samarinda, dan sebagian besar merupakan sekolah yang dipandang tidak hanya sebelah mata, tapi dengan kelopak mata yang hampir tertutup, dan selalu dihantui ancaman pembubaran setiap tahunnya bila siswa di tahun ajaran baru tidak memenuhi kuota yang ada. Walaupun masih ada juga dua tiga sekolah swasta lain yang tetap digemari, memiliki kelompok konsumennya (baca: orangtua siswa) sendiri, dan tidak pernah kekurangan pendaftar setiap tahunnya. Sekolah-sekolah swasta tersebut malah menjadi alien di antara sekolah-sekolah swasta yang lain. Karena mereka memiliki status yang sama namun dengan antusiasme berbeda dari masyarakat.
Sampai pada poin ini, saya adalah orang yang (tanpa bukti empiris apapun) yakin bahwa kualitas dan dedikasi guru lah yang bisa memberikan perubahan bagi siswanya, dan pada akhirnya memberikan perubahan bagi kondisi sekolah itu sendiri. Sekolah yang buruk, pasti memiliki guru yang asal-asalan. Sedangkan sekolah buruk yang memiliki guru berkualitas, masih memiliki harapan untuk terbenahi. Walaupun seringkali, guru-guru yang berkualitas bisa dengan mudah “dibajak” (seperti dikompas preman) sekolah-sekolah yang sudah terkenal untuk menambah keterkenalan sekolah tersebut. Iming-imingnya, penghasilan dan fitur profesi yang lebih baik dibandingkan di sekolah swasta tempat awal mereka mengajar.
Pada checkpoint ini, dengan menggunakan guru sebagai parameter kualitas pendidikan, jelas sekolah swasta bakal memiliki kemungkinan yang tipis untuk bisa fokus membenahi kondisi dan meningkatkan kualitasnya. Wong, agent of change-nya sudah telanjur dibawa minggat. Si guru juga wajar bersikap realistis sih. Sebagai seseorang dengan kemampuan menilai mana yang lebih baik untuk nafkah hidup, itulah yang dipilih. Jadi, sekolah negeri favorit bakal tetap menjadi favorit dan makin dikenal, karena piawai menambah tim pengajarnya dengan orang-orang yang berkapabilitas istimewa. Sedangkan sekolah swasta tetap menjadi sekolah kelas dua kuadrat, karena nggak benar-benar sempat berubah dan berbenah.
Poin berikutnya. Masih ingat dengan dua tiga sekolah swasta dengan segudang penggemar yang sudah disebutkan sebelumnya? Kenapa mereka bisa memiliki kondisi yang berbeda dibanding sekolah swasta yang lainnya? Jawabannya, mungkin terletak pada something external.
Tanpa langsung melihat kualitas pendidikan yang diberikan dan dedikasi guru yang mengabdi di dalamnya, sekolah-sekolah swasta yang tak bakal kehabisan siswa setiap tahunnya itu ternyata memang berbenah, dan terus meningkatkan pamornya lantaran … KEPERCAYAAN.
Sekolah negeri dan berlabel favorit memperoleh segudang formulir pendaftaran lantaran orangtua siswa percaya bahwa sekolah tersebut bisa membuat anaknya pintar, dan bisa dibanggakan. Kenyataannya, status “negeri” dan gelar “favorit” yang melekat pada sekolah tersebut makin mempertebal alasan untuk percaya (bahwa sekolah tersebut memang sangat bagus). Sedangkan untuk sekolah swasta, asumsinya, nama yang asing dan status yang entah, diakui atau disamakan, membuat rasa percaya dari orangtua siswa ibarat harta temuan yang berharga, alias jarang ada.
Dua tiga sekolah swasta yang mendapatkan kepercayaan dari orangtua siswa itu bisa jadi disebabkan oleh kedekatan personal. Kebetulan sekolah-sekolah swasta tersebut berdiri sebagai sekolah dari yayasan keagamaan. Orangtua yang menyekolahkan anaknya di sana, kebanyakan juga merupakan alumni sekolah yang sama. Jadi, teorinya, orangtua mempercayakan pendidikan anak-anak mereka di sekolah swasta itu karena mereka juga pernah mengalami pendidikan di sana. Mungkin pada masa-masa mereka bersekolah dulu, kualitas dan keadaan sekolah swasta itu tidak jauh beda dengan sekolah swasta kebanyakan yang ada saat ini. Namun terbantu dengan label eksternal.
Kemudian, masih dengan teori yang sama, kepercayaan yang diberikan para orangtua siswa menjadi trigger sekaligus bahan bakar untuk manajemen sekolah agar mengupayakan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah swasta itu. Secara perlahan atau revolusioner, upaya tersebut berbuah menghasilkan predikat positif. Karena secara langsung, kepercayaan orangtua menjadi beban untuk pembuktian. Apalagi kepercayaan ini dibebatkan kepada institusi pendidikan, yang sudah seharusnya akrab dengan penerapan tanggung jawab dan komitmen terhadap publik.
Jadi, apa inti dari tulisan ini?
  1. Pertama, sekolah swasta dipandang kurang baik karena stigma.
  2. Kedua, guru adalah kunci untuk mengubah stigma tersebut.
  3. Ketiga, upaya menuju perbaikan bisa diakselerasi lewat kepercayaan.
Lalu, kenapa saya tidak berbicara tentang siswa? Bukan bermaksud berpihak, tapi siswa yang notabene anak-anak muda berkepribadian belum dewasa dan cenderung labil, cenderung masih mudah untuk diarahkan oleh guru yang memang memiliki kemampuan. Satu contoh, pelajaran matematika umumnya dibenci, namun dengan guru yang piawai dan tidak mengintimidasi, ternyata nggak sedikit siswanya yang menguasai matematika, atau setidaknya menyukai sosok guru matematika itu. Minimal, mereka belajar tanpa rasa benci dan menghindari. That’s better. Terakhir, kalau memang ada siswa yang bebal, itu ibarat intan kasar, ada yang bisa diasah menjadi berlian indah, namun ada yang ternyata tidak bisa diasah namun tetap bisa indah dengan gaya yang berbeda

Jenis Makanan yang Baik Untuk Dikonsumsi Pada Saat Berbuka Puasa



Jenis Makanan Yang Baik untuk dikonsumsi saat Berbuka Puasa ~ Sebagaimana yang kita ketahui bahwa bulan ramadhan adalah bulan suci dimana setiap umat Islam diwajibkan untuk berpuasa. Makna puasa secara mendalam adalah menahan dari segala yang membatalkan baik dari sisi jasmani maupun rohani.

Terkait dengan makanan, ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang jenis makanan apa saja yang baik untuk dikonsumsi ketika berbuka puasa dan setelah itu. Dengan mengkonsumsi jenis-jenis makanan yang tepat, maka hal itu akan baik untuk kesehatan jasmani tubuh. Berikut akan dijelaskan tentang Jenis Makanan Yang Baik untuk dikonsumsi saat Berbuka Puasa.

1. Konsumsi Kurma
Harus diakui jika bulan puasa telah tiba, maka Kurma termasuk jenis makanan yang tidak akan hialng dari hidangan pembuka. Kurma mengandung zat yang kaya akan glukosa, fruktosa, dan sukrosa dengan kadar kalori rendah, hal ini sangat efektif untuk mengembalikan energi pada sel-sel otak, sel syaraf, sel tulang belakang, sel darah merah dan seluruh tubuh. Selain itu, kandungan garam pada Kurma juga amat bermanfaat untuk menyeimbangkan tingkat keasaman dalam darah.

Untuk vitamin, kurma juga ndak akan mau kalah. Kandungan vitamin pada kurma terdapat Vitamin A, B12, B2 dan juga mengandung mineral seperti kalsium, magnesium, kalium, natrium, fosfor dan lainnya. Saya sarankan memakan 3 buah kurma saat berbuka puasa sudah mencukupi kebutuhan karbohidrat didalam tubuh kita.

2. Minumlah Madu
Madu juga bagus untuk berbuka puasa ya teman. Memang banyak manfaat madu, beberapa diantaranya adalah mengandung antioksidan yang sangat tinggi sehingga dapat menyembuhkan hampir semua penyakit. Kandungan karbohidrat (glukosa dan fruktosa) yang langsung cepat diserap tubuh akan berfungsi untuk mengembalikan energi dan stamina untuk tubuh kita.

Manfaat besar mengkonsumsi madu saat berbuka puasa juga akan memberikan vitamin dan mineral untuk tubuh kita, hal itu karena madu mengandung kalium, kalsium, natrium, magnesium, zat besi, phosphor, sulfur dan mangan. Madu juga dapat melancarkan metabolisme dan mengatasi gangguan pencernaan. Jadi, siapkan madu di rumah ya teman, madu juga bisa sebagai pengganti kurma lho…

3. Jangan lupakan Buah-Buahan
Buah-buahan sangat dianjurkan untuk dikonsumsi saat berbuka dan sahur. Buah dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi dehidrasi setelah berpuasa satu hari penuh. Buah-buahan sangat mudah dicerna usus, maka dari itu anjuran ini sangat efektif untuk kita lakukan.

Sedangkan pilihan buah yang bisa anda konsumsi adalah buah yang banyak mengandung serat, mudah dicerna dan mengandung kadar gula (buah manis) seperti pisang, apel, pepaya, melon, anggur dan lain sebagainya. Bagi teman-teman yang kurang menyukai buah dimakan secara langsung ada alternative lain dengan dijus, di buat es buah, atau sebagai campuran pada pudding.

4. Makanlah Sayur-Sayuran
Saat lambung kita istirahat satu harian, maka ketika hendak berbuka tubuh membutuhkan jenis makanan yang mudah dicerna, hal itu karena ukuran lambung mengecil dan enzim pencernaan dalam tubuh berkurang. Apabila yang kita konsumsi terdapat makanan yang berat saat berbuka puasa, lambung akan shock dan bekerja lebih berat, tentunya ini tidak baik untuk kesehatan.

Nah, jenis makanan yang mudah dicerna oleh lambung adalah sayur-sayuran. Di dalam sayuran hijau (rekomondasi) banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh seperti serat, mineral, protein, vitamin C, K dan asam folat. Kandungan zat besi pada sayuran juga amat baik sekali untuk meningkatkan tekanan darah bagi penderita anemia, dan ini juga dapat melancarkan proses pencernaan dan pengeluaran racun dalam tubuh.

5. Ikan
Ketika anda selesai shalat maghrib, maka tiba saatnya untuk makan nasi. Nah, pendamping nasi yang tepat selain buah, sayur dan air putih adalah Ikan. Bagaimana pun banyaknya anda makan Ikan, maka efek samping yang timbul amat sedikit, hal itu karena ikan mengandung Protein, berbeda dengan daging yang bisa menimbulkan beberapa penyakit seperti kolesterol jika dikonsumsi terlalu banyak.

Ikan banyak sekali manfaatnya untuk tubuh, hal itu karena daging ikan mengandung asam lemak omega 3 yang tinggi, antioksidan, protein hewani, vitamin D dan B2 serta sejumlah mineral. Kandungan pada omega 3 (EPA dan DHA) pada ikan membuat pertumbuhan sel saraf otak dengan baik, melancarkan peredaran darah, menjaga keseahtan jantung, mencegah peradangan, menjaga organ penglihatan dan baik untuk tulang.
            Ini adalah beberapa jenis makan yang baik dan sehat bagi tubuh untuk berbuka puasa. Selain bisa dimakan jumlah porsi tidak terlalu banyak, makanan ini juga bisa dimakan dalam jumlah porsi yang sedikit atau yang sesuai diinginkan diri kita teman ~_~..

Kebudayaan Asing yang Mudah Diterima



Segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu. Di Indonesia banyak sekali kebudayaan dan kepribadian yang ada, karena seperti yang kita tahu bahwa Indonesia memiliki banyak sekali suku sehingga dengan sudah sangat pasti kebudayaannya pun berbeda.
Adanya kemajuan teknologi dan komunikasi menyebabkan informasi yang datang dari luar pun dapat dengan mudah kita terima. Misalnya , lewat radio, televisi, dan lain-lain.
Teknologi memberikan kemungkinan-kemungkinan yang sangat luas untuk memanfaatkan hasil-hasil alam dan apabila mungkin menguasai alam. Perkembangan teknologi di Negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Jerman, dan Jepang merupakan contoh di mana masyarakat tidak lagi pasif menghadapi tantangan alam sekitar. Keadaan semacam ini disebut modernisasi yang akan berkembang terus sampai melahirkan Era Globalisasi.
Adanya globalisasi menyebabkan unsur-unsur budaya asing akan mudah masuk ke Indonesia. Budaya yang datang dari luar tidak semuanya positif bagi perkembangan dan kehidupan bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Tetapi unsur-unsur budaya asing yang masuk juga ada yang bersifat negatif.

Pada umumnya unsur budaya kebendaan seperti peralatan yang mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat, mudah diterima oleh masyarakat. Misalnya, alat tulis-menulis yang banyak digunakan orang Indonesia yang diambil dari unsur-unsur kebudayaan Barat.
Selain itu, unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat yang besar seperti radio transitor sebagai alat media massa yang termasuk unsur kebudyaan yang mudah diterima. Unsur-unsur tersebut dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima. Misalnya, mesin penggiling padi dengan biaya murah dan pengetahuan teknis yang sederhana dapat digunakan untuk melengkapi pabrik penggilingan.
Unsur-unsur asing yang diterima tentunya lebih dulu mengalami proses pengolahan. Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh masyarakat misalnya unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan dan ideologi. Selain itu, unsur-unsur yang dipelajari pada tahap pertama proses sosialisasi misalnya, makanan pokok suatu masyarakat juga termasuk salah satu unsur kebudayaan yang sulit diterima. Dengan globalisasi berbagai unsur kebudayaan yang sangat sulit diterima. Dengan globalisasi berbagai unsur kebudayaan juga akan masuk. Dengan globalisasi berbagai unsur kebudayaan juga akan masuk. Hal ini akan membawa dampak positif dan negatif.

Pada dasarnya masyarakat daerah timur dengan contoh Indonesia, sangat terbuka dan toleran terhadap bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat yang ada di Indonesia.
Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya : Handphone, komputer, dan lain – lain.

Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :
1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.

Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas negara menjadi bias. Kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya universal. Globalisasi sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.

Unsur globalisasi yang mudah diterima masyarakat:
1. Unsur yang mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.
2. Teknologi tepat guna, teknologi yang langsung dapat diterima oleh masyarakat.
3. Pendidikan formal di sekolah.